
Flyover Lawang (C) JELAJAH MALANGKU
Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang dikenal sebagai gerbang masuk ke wilayah Malang Raya dari utara, yakni arus lalu lintas dari Pasuruan, Surabaya dan juga Probolinggo. Begitu merasakan udara sejuk merasuk ke kulit, tandanya Anda sudah mulai memasuki flyover Lawang, sebagai ucapan selamat datang di Malang.
Flyover Lawang terbentang dari utara ke selatan. Bentuknya tidak lurus seperti flyover Kotalama atau flyover Arjosari, namun memiliki dua kelokan. Flyover ini terletak di wilayah administratif Desa Turirejo, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang.
Jika Anda melintas di flyover Lawang, tak hanya kesejukan yang terasa sebagai ciri khas cuaca Malang di waktu normal. Seperti halnya flyover lainnya, flyover ini memiliki pemandangan yang cukup menyegarkan mata. Jika Anda menoleh ke arah timur, dari flyover ini akan terlihat hamparan pegunungan indah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Sementara itu, di sisi barat terdapat penampakan sebuah vila, yang dikenal dengan sebutan Wisma Erni, yang pernah menjadi ikon wilayah ini. Di ujung selatan flyover, Anda juga bisa melihat bangunan tua Hotel Niagara yang legendaris dan cukup kondang di Malang.
Flyover ini sengaja dibangun sebagai solusi untuk mengatasi kemacetan di gerbang masuk Malang Raya dari arah utara. Sebelum adanya flyover Lawang, penumpukan volume kendaraan sering terjadi di sini. Dulunya, arus lalu lintas dari arah Malang ke Pasuruan, maupun sebaliknya, kerap terhambat, terutama ketika kereta api melintas.
Di bagian bawah flyover Lawang juga terdapat jalan alternatif yang sering dipadati kendaraan ketika akhir pekan. Pada bagian bawah juga melintang rel kereta api dari utara ke selatan, tepatnya yang dari flyover bagian utara relnya berada di sisi barat jalan, kemudian memotong jalan hingga ke timur flyover bagian selatan. Untuk menuju jalan alternatif di bawah flyover ini, dari arah utara berada di sisi timur flyover, sedangkan dari arah selatan ada di sisi barat flyover.
Roda perekonomian cukup hidup di bagian bawah flyover Lawang ini. Sebab, banyak berjajar warung di bawah flyover yang menjadi jalur alternatif tersebut. Para pengemudi truk lah yang menjadi pelanggan tetap mereka. Di sini sering menjadi tempat istirahat bagi mereka.
Belakangan ini, keberadaan flyover Lawang nyaris tak lagi menjadi solusi kemacetan di wilayah tersebut. Sebab, volume kendaraan yang semakin meningkat dari tahun ke tahun, terutama ketika akhir pekan dan masa liburan, menyebabkan kemacetan tetap saja terjadi. Konsentrasi kendaraan biasanya berada di sisi selatan setelah turunan flyover hingga melewati Pasar Lawang.