
Peta Desa Druju
Sejarah Desa Druju, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang dimulai sejak abad ke-18. Kisah petualangan Kyai Ali Munawar mewarnai awal terbentuknya wilayah desa tersebut.
Siapakah Kyai Ali Munawar? Warga desa setempat secara turun-menurun mengenalnya sebagai sosok yang diyakini menjadi orang pertama yang melakukan babat alas (membuka wilayah) Desa Druju. Seperti wilayah desa lainnya di Kabupaten Malang, wilayah desa tersebut dulunya memang merupakan hutan belantara. Pada tahun 1870, Kyai Ali Munawar mulai membuka hutan tersebut.
Kyai Ali Munawar juga dikenal sebagai penyebar agama Islam. Konon, ia berasal dari daerah Muntilan, Jawa Tengah. Ia dikenal sebagai kyai yang hidupnya tak menetap alias berpindah-pindah. Tak heran jika ia kemudian meninggalkan Desa Druju menuju ke timur, wilayah Banyuwangi ketika desa tersebut mulai ramai penduduk.
Wilayah pemukiman baru itu dinamakan Desa Druju karena wilayahnya berada di dekat sumber di mana dipenuhi oleh pohon druju (daruju). Tanaman yang punya nama latin Acanthus Montanus Linn itu adalah tanaman semak yang mempunyai bentuk unik pada bagian daunnya. Tepi daunnya bergerigi besar dan lancip pada tiap ujungnya. Daunnya berwarna hijau mengkilap, namun sedikit kekuning-kuningan. Tanaman ini banyak dijumpai di daerah yang lembab, seperti tepi sumber atau sungai.
Pada waktu pertama kali dibabat, Druju masih masuk wilayah Desa Tawangrejeni, Kecamatan Turen. Semakin bertambahnya penduduk di selatan Sungai Lesti, termasuk Gunung Gamping selatan, maka pada tahun 1909, wilayah ini menjadi desa sendiri. Lalu, pada tahun 1916, desa ini masuk wilayah administratif Kecamatan Sumbermanjing Wetan, sampai sekarang.