
Kampus UIN Maliki Malang - RAISAL HAQ
Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim (Maliki) merupakan salah satu kampus berlatarbelakang Islam ternama di Kota Malang. Siapa yang sangka, kampus UIN Maliki ternyata memiliki cerita hantu yang populer dan menjadi rahasia umum mahasiswanya.
Dilansir dari laman Gubuk Kata Slow Nanda, setidaknya ada enam kisah hantu yang populer di kampus yang berlamatkan di Jalan Gajayana No. 50, Kelurahan Dinoyo, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang tersebut. Para Maba (Mahasiswa Baru) kampus ini wajib mengetahuinya. Memang, percaya atau tidak percaya tetap menjadi urusan masing-masing mahasiswa.
Cerita hantu pertama berasal dari komplek Ma’had Sunan Ampel Al Aly, tepatnya di Asrama Ibnu Rusdy (untuk mahasiswa wanita). Tepatnya di lantai 3, terdapat sebuah kamar kosong yang selalu terkunci dan memang tidak pernah ditempati mahasiswa baru. Anehnya, setiap hari lampu kamar itu selalu dibiarkan menyala. Konon, dulu ketika kampus UIN Maliki masih bernama STAIN (Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri), kamar tersebut ditempati mahasiswa yang bunuh diri lantaran patah hati. Ia menggantung diri di antara penyangga dua ranjang di dalam kamar tersebut.
Pada suatu malam, pernah ada mahasiswa penghuni kamar lain di Asrama Ibnu Rusdy, yang tak sengaja berjalan menghampiri kamar kosong tersebut. Anehnya, kamar itu tak biasanya terbuka. Setelah mengintip ke dalam kamar, ia melihat sosok mahasiswa wanita yang lehernya dalam keadaan tergantung, seraya meminta tolong. Sontak ia pun berlari keluar dari kamar kosong tersebut. Lebih anehnya lagi, keesokan paginya, ternyata pintu kamar kosong tadi terkunci dari luar.
Selanjutnya, merebak kabar bahwa tanah tempat didirikannya Gedung B UIN Maliki di sebelah selatan merupakan bekas kuburan. Salah satu bukti kuatnya, di lantai 1 gedung itu dibiarkan ditembok rapat tak digunakan untuk ruang apapun.
Para mahasiswa ada yang pernah mencium bau asing ketika melewati bangunan tersebut, entah itu wangi kemenyan, bau anyir khas darah, hingga bau seperti jamu. Lorong gedung ini yang mirip seperti lorong rumah sakit semakin memperkuat kesan horor di sana.
Ada pula kisah scurity alias satpam kampus yang berubah menjadi hantu pocong. Persitiwa tersebut terjadi di depan kantor Puskom pada malam hari. Berawal dari seorang mahasiswa penghuni asrama yang ingin keluar untuk mencari makan tengah malam. Di depan kantor Puskom ada satpam yang memanggilnya dengan melambaikan tangan. Ia pun berpesan agar si mahasiswa berhati-hati. Tak lama kemudian, ketika menjauh dan kembali menoleh ke arah satpam, si mahasiswa kaget ternyata justru sosok putih melompat-lompat yang ia lihat.
Kali ini cerita hantu datang dari asrama pria, Ibnu Sina. Tepatnya di tempat mandi umum dengan deretan bilik-bilik kecil yang dikenal dengan nama jeding panjang. Dari arah jeding panjang ini kerap terdengar suara wanita menangis yang terdengar hingga ke kamar-kamar asrama.
Pernah juga seorang mahasiswa pria yang asyik mencuci pakaian di malam hari tiba-tiba mendengar ada suara orang mandi di bilik sebelah. Tak beberapa lama sosok tersebut memanggil dan meminta pinjam sabun untuk mandi. Si mahasiswa yang mencuci itu mengira yang mandi di bilik sebelah ada temannya. Makanya tanpa curiga ia berikan sabun ke bilik sebelah melalui celah atas di antara tembok. Setelah mencuci, tak beberapa lama ia mengecek ke bilik sebelah, ternyata lampunya mati dan lantainya kering, seperti tak ada bekas orang mandi, sehingga ia pun lari tunggang-langgang.
Masih di jeding panjang, ada pula kisah tentang hantu yang membuang hajat sembarangan. Suatu ketika beberapa kali mahasiswa penghuni asrama menemukan kotoran manusia di lantai bilik kamar mandi tiap malam. Bahkan, kadang kotoran itu nongkrong di atas kamar mandi, atau lubang angin. Logikanya, mahasiswa pasti akan menggunakan lubang WC untuk buang air besar. Dari pengakuan beberapa mahasiswa pun kerap terdengar bunyi kran air nyala dan mati sendiri.
Gedung rektorat kampus UIN Maliki punya kisah yang tak kalah seramnya. Pada salah satu ruangannya terdapat seperangkat alat musik gamelan. Menurut pengakuan beberapa mahasiswa, pada malam hari suara gamelan kerap terdengar dari arah tempat gamelan itu disimpan.