
Mandi di Sumber Gentong yang Jadi Tradisi Malam Takbiran (C) YOUTUBE
Warga Desa Tirtomoyo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang memiliki tradisi unik yang dilakukan pada malam takbiran, atau sehari jelang hari raya Idul Fitri. Mereka biasanya mandi di Sumber Gentong yang menjadi sumber mata air utama di desa tersebut.
Sejak sore hari, warga Desa Tirtomoyo sudah menyiapkan rencana untuk melakukan tradisi mandi di Sumber Gentong ini. Diiringi kumandang suara takbir melalui pengeras suara di mushola-mushola desa, secara bergelombang mereka berjalan menuju Sumber Gentong pada sekitar pukul 23.00 WIB ke atas. Tak hanya orang tua-tua saja yang melakukannya, ada pula anak kecil yang sengaja ikut bapak-ibunya melakoni tradisi ini. Bahkan, ada pula warga luar desa yang ikut berpartisipasi.
Mandi yang dimaksud di sini bukanlah mandi seperti umumnya, dengan sabun mandi atau ditambah gosok gigi. Warga desa mandi tanpa menggunakan peralatan mandi seperti umumnya, melainkan hanya slulup atau berendam di sumber mata air alami, melawan rasa dingin yang menusuk tulang tentunya.
Dengan tradisi mandi di Sumber Gentong ini, warga bermaksud membersihkan diri mereka dari segala hadas (kotoran) dalam diri. Mereka juga meyakini tubuh mereka benar-benar kembali fitri di hari Lebaran setelah berendam di sumber mata air tersebut.
Menariknya, ada sebuah mitos yang berkembang secara turun-menurun di kalangan warga desa tersebut. Ketika ada genangan air yang tenang di Sumber Gentong, maka air tersebut dipercaya dapat menjadi obat penawar segala macam penyakit. Tak heran, ada warga yang sengaja duduk di tepian sumber menantikan momen tersebut sejak sebelum dini hari ketika belum banyak warga lain yang datang ke Sumber Gentong. Ketika momen itu tiba, mereka akan langsung menceburkan diri ke genangan air yang tenang tersebut. Tentu cukup sulit dan butuh kesabaran menantikannya, mengingat tak sedikit hal yang berpotensi membuat genangan air beriak atau bergelombang.
Tradisi mandi di Sumber Gentong dan berburu genangan air yang tenang ini biasanya berlangsung hingga semalaman. Sekitar pukul 04.00 WIB atau jelang salat Subuh, warga desa sudah mulai beranjak pulang ke rumah masing-masing.