Maret 23, 2023
?>
Menengok Makam Raden Panji Pulang Jiwo Sekeluarga di Kepanjen (C) MALANG POST

Menengok Makam Raden Panji Pulang Jiwo Sekeluarga di Kepanjen (C) MALANG POST

Sejarah Kepanjen, yang menjadi nama kelurahan sekaligus kecamatan di Kabupaten Malang tak lepas dari nama Raden Panji Pulang Jiwo. Bahkan, makam Raden Panji Pulang Jiwo sekeluarga pun ada di sana.

Sejarah Kepanjen, yang menjadi nama kelurahan sekaligus kecamatan di Kabupaten Malang tak lepas dari nama Raden Panji Pulang Jiwo. Bahkan, makam Raden Panji Pulang Jiwo sekeluarga pun ada di sana.

Nama Kepanjen berasal dari kata Kepanjian, yang memiliki kata dasar Panji yang mempunyai banyak arti. Panji bisa berarti bendera perang, tempat berkumpul atau berlatihnya prajurit, gelar bangsawan brang wetan, gelar bangsawan atau perwira kerajaan, dan nama seorang tokoh legendaris yang pernah singgah di Kepanjen bernama Raden Panji Pulang Jiwo.

Raden Panji Pulang Jiwo sekeluarga dimakamkan di belakang Kantor Dinas Pendidikan, Kabupaten Malang, Jalan Penarukan No. 1 Kepanjen. Areal ini dulunya merupakan bangunan kantor Kawedanan. Maka, tak heran jika halamannya sangat luas, memiliki pohon Beringin besar di bagian depan, dan terdapat bangunan pendopo di dalamnya.

Makam Raden Panji Pulang Jiwo berada di ujung sebelah barat belakang Kantor Dinas Pendidikan. Makam yang dikeramatkan itu sendirian, dengan luas berukuran sekitar 3×3 meter, tanpa atap, dan hanya dipagari setinggi satu meter. Jika Anda ingin berkunjung ke makam ini harus melepas alas kaki.

Sementara itu, berjarak sekitar 20 meter, tepat di belakang kantor Dinas Pendidikan, Anda bisa menemukan tiga makam lainnya. Makam-makam itu ditempati Putri Proboretno (istri Raden Panji Pulang Jiwo), Raden Panji Saputro atau Panji Wulung (anak Raden Panji Pulang Jiwo), dan Panji Sosro yang merupakan kuda kesayangan Panji Pulang Jiwo. Yang menarik, di dekat makam-makam itu ada sebuah lumpang besar, yang tentunya identik dengan masa Hindu-Buddha.

Sehari-hari, Makam Raden Panji Pulang Jiwo sekeluarga itu dijaga oleh seorang juru kunci bernama Suwarno alias Mbah No. Selain merawat dan membersihkan areal makam, Mbah No juga melayani peziarah yang datang. Siapa pun yang ingin berziarah ke makam-makam tersebut harus atas seizin Mbah No yang bertempat tinggal tak jauh dari sana. Menurutnya, hampir setiap hari ada saja orang yang berziarah ke makam-makam tersebut, bahkan tak cuma berasal dari Malang, tapi juga luar kota. Waktu untuk berziarah pun tidak ditentukan, sehingga kapan pun peziarah bisa menengok makam keramat tersebut. Ketika berziarah ke keempat makam tersebut, peziarah disarankan membawa bunga Kenanga berwarna hijau dan minyak jafaron yang konon menjadi kesukaan Raden Panji Pulang Jiwo.

Dulunya, Makam Raden Panji Pulang Jiwo seperti makam biasa, dengan nisan terbuat dari batu bata merah. Namun, setelah kantor Kawedanan dibongkar pada tahun 2001, makam tersebut ikut direnovasi. Kemudian, pada tahun 2005 barulah bekas Kawedanan itu ditempati oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Malang yang sebelumnya ada di Jalan Raya Klayatan, Kota Malang. Menariknya, sebelum dibongkar, bangunan Kawedanan memiliki 16 pilar kayu, yang empat di antaranya dipercaya dipasang oleh Raden Panji Pulang Jiwo. Empat pilar tersebut tidak dibongkar dan hingga kini masih dipertahankan sebagai bangunan pendopo di dekat makam.

?>