Maret 23, 2023
?>
Misteri Tangisan dari dalam Goa Jepang di Tlekung (C) KOSKAS MALANG

Misteri Tangisan dari dalam Goa Jepang di Tlekung (C) KOSKAS MALANG

Goa Jepang yang ada di Dusun Gangsiran, Desa Tlekung, Kecamatan Junrejo diyakini sebagai salah satu tempat angker di Kota Batu. Konon dari dalam goa tersebut kerap terdengar tangisan dan suara-suara meminta tolong.

Goa Jepang yang ada di Dusun Gangsiran, Desa Tlekung, Kecamatan Junrejo diyakini sebagai salah satu tempat angker di Kota Batu. Konon dari dalam goa tersebut kerap terdengar tangisan dan suara-suara meminta tolong.

Kabarnya, Goa Jepang ini memiliki 12 pintu masuk. Setiap lorong di dalamnya yang jumlahnya ada tujuh juga memiliki pintu keluar masing-masing. Namun, pintu keluar yang tembus ke tanah milik warga kini sudah ditutup, tinggal menyisakan dua saja yang masih terbuka sebagai pintu masuk dan pintu keluar.

Dulunya, tentara Jepang memakai Goa Jepang sebagai tempat penyimpanan bahan makanan dan persenjataan. Kebetulan di dekat lokasi goa tersebut terdapat rumah-rumah peninggalan Belanda, sehingga harta benda dari rumah-rumah tersebut juga disimpan di dalam goa.

Masyarakat setempat tak banyak yang mengetahui kapan persisnya goa tersebut dibangun. Ketika rombongan pekerja paksa yang dibawa dari luar Kota Batu itu tiba, warga desa sudah mengungsi ke tempat lain, sehingga mereka tak banyak yang mengetahui proses pembangunannya. Namun, dari cerita para sesepuh Desa Tlekung, goa itu dibangun pada masa penjajahan Jepang, sekitar tahun 1942. Pembangunannya diyakini dengan cara kerja paksa ala Jepang, alias Romusha.

Sebagaimana kaum penjajah, tentara Jepang memperlakukan para pekerja paksa yang membangun Goa Jepang dengan tidak manusiawi. Mereka tak diberi makanan, disiksa, dipukuli, dicambuk, bahkan dibunuh. Pekerja paksa yang membangun goa itu tak cuma kaum pria saja, karena tentara Jepang juga melibatkan kaum wanita sebagai juru masak. Perlakukan tidak senonoh pun diterima para wanita yang didatangkan dari luar Kota Batu itu. Mereka diminta melayani nafsu para tentara Jepang, sebelum akhirnya dibunuh.

Karena kekejaman tentara Jepang itu, diyakini ratusan nyawa melayang dalam proses pembangunan Goa Jepang ini. Tak heran jika arwah mereka bergentayangan hingga kini. Menurut cerita warga setempat, mereka kerap mendengar suara tangisan dan teriakan meminta tolong.

?>