Maret 28, 2023
?>
Peta Desa Ngawonggo, Kecamatan Tajinan, Kabupaten Malang

Peta Desa Ngawonggo, Kecamatan Tajinan, Kabupaten Malang

Memang, letaknya bukan berada di titik tertinggi yang ada di Malang. Namun Desa Ngawonggo, Kecamatan Tajinan, Kabupaten Malang disebut-sebut sebagai desa di atas awan berdasarkan kisah asal usulnya.

Memang, letaknya bukan berada di titik tertinggi yang ada di Malang. Namun Desa Ngawonggo, Kecamatan Tajinan, Kabupaten Malang disebut-sebut sebagai desa di atas awan berdasarkan kisah asal usulnya.

Dalam istilah Bahasa Jawa, digunakan kata awang-awang untuk menyebut suatu tempat yang berada di atas awan. Dari kata awang-awang itu lah kemudian tempat ini disebut Ngawonggo.

Dari dulu, Desa Ngawonggo berada di sebuah dataran tinggi di area lereng gunung. Kondisi ini membuat kita dapat melihat gumpalan-gumpalan awan yang terletak lebih rendah seperti negeri di atas awan.

Ada pula yang menghubungkan asal usul Desa Ngawonggo dengan situs tiga petirtaan atau kolam pemandian yang ditemukan di sebelah selatan batas desa. Petirtaan tersebut diduga merupakan bagian dari sistem pengairan atau pengelolaan air bersih untuk Kahyangan Kaswangga, sebuah komunitas keagamaan besar pada zamannya. Nama Kaswangga itu lah yang kemudian dikait-kaitkan dengan asal usul desa ini.

Di barat daya Desa Ngawonggo juga terdapat sebuah punden/makam Mbah Jalaluddin (Mbah Suroyudo). Pria yang datang dari Ponorogo itu diyakini sebagai orang yang melakukan babat alas di wilayah desa yang dulunya hutan belantara menjadi pemukiman. Pria yang dijuluki Warok Ponorogo itu ke Malang atas dasar menjalankan tugas dari gurunya, Mbah Bayat untuk mengajarkan agama Islam pada sekitar tahun 1476 M. Ia berjalan ke selatan ditemani seekor anak harimau berdasarkan petunjuk bintang jatuh. Baru pada 1480 M, ia menemukan Desa Ngawonggo sebagai tempat yang dimaksud gurunya.

Setelah wafat pada 1550 M, perjuangannya diteruskan oleh murid-muridnya, yakni Mbah Irodipo yang makamnya ada di sisi barat desa, Mbah Gambreng yang makamnya ada di sisi selatan, dan Mbah Maruk yang makamnya ada di perbatasan dengan Desa Ngembal.

Mereka menamai Desa Ngawonggo dengan mengadopsi nama sebuah kerajaan yang dipimpin oleh Adipati Suwangkarno. Nama itu diambil dari cerita seni wayang kulit yang termashur di kala itu.

?>