
Misteri Suara Gamelan di Situs Watu Gong (C) KIMTLOGOMAS
Situs Watu Gong terdapat di Jalan Kanjuruhan Gang IV, RT.03/RW.04, Kelurahan Tlogomas, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang menyimpan sebuah kisah misteri. Dari lokasi situs yang diyakini warga setempat merupakan peninggalan Kerajaan Kanjuruhan tersebut konon kerap terdengar suara gamelan.
Di sebelah timur lokasi Situs Watu Gong ini juga terdapat kampung bernama Watugong, di Kelurahan Ketawanggede, Kecamatan Lowokwaru. Di kampung tersebut juga ada situs peninggalan yang juga disebut dengan nama Watu Gong atau Situs Ketawanggede, yang tepatnya berada di pelataran parkir restoran cepat saji McDonald. Hanya saja, belum ada informasi mengenai keterkaitan situs tersebut dengan situs yang ada di Tlogomas ini.
Jika dilihat penampakan fisiknya, situs Watu Gong ini berupa 12 batu bulat yang bentuknya mirip sekali dengan gong, salah satu bagian dari alat musik gamelan. Diameter watu gong sekitar 80 centimeter dan tebalnya sekitar 30 centimeter. Ketika ditemukan di pekarangan rumah penduduk, watu gong ini berjumlah 13 buah. Namun, kini tinggal 12 buah saja yang tersisa setelah satu bagian dicuri orang tak bertanggung jawab.
Selain batu berbentuk gong, di tempat ini juga terkumpul beberapa artefak lainnya. Mulai dari lesung, bejana batu, lumpang, dan bata merah yang tebal. Batu-batu itu disusun berjajar mengelilingi pendopo yang dibangun oleh Pemerintah Kabupaten Malang pada 18 Juli 1985. Saat itu Tlogomas masih masuk dalam wilayah pemerintahan Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, sehingga Bupati Malang, Eddy Slamet yang meresmikan.
Kabar yang beredar di kalangan warga setempat, tiap malam Jumat kerap terdengar suara gamelan bertalu-talu. Konon cuma warga luar Tlogomas saja yang mendengar bunyi-bunyian itu. Mereka mendengar suara tetabuhan seperti yang mengiringi tayub atau tandak.
Suara gamelan itu diyakini berasal dari situs Watu Gong tersebut. Warga yang penasaran tentu berusaha mencari tahu ke sumber suara. Yang menarik, ketika didekati suara itu seolah lenyap ditelan bumi.
Tim Lingkar Misteri Batu TV mencoba mencari tahu tentang fenomena mistis tersebut. Melalui proses mediasi mendatangkan makhluk astral ke raga mediator, diketahui bahwa tempat ini dulunya merupakan lokasi bertapanya seorang pertapa. Uniknya, dalam bertapa, bukannya menyepi, justru ia diiringi musik gamelang oleh para jin yang konon membuat situs Watu Gong tersebut. Sampai saat ini diyakini arwah si pertapa masih tetap bertapa di tempat itu dengan diiringi musik gamelan yang sama setiap malam Jumat.
Konon, salah satu batu dalam situs Watu Gong itu merupakan jelmaan dari seseorang bernama Kandil yang dikutuk. Karena banyaknya kesalahan yang dilakukannya, ia dikutuk menjadi batu oleh Kagengan.