
Cerita Dua Tokoh Penting dalam Sejarah Desa Sukodono
Desa Sukodono merupakan salah satu desa yang masuk dalam daerah administratif Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang. Terdapat cerita dua tokoh penting yang melatarbelakangi sejarah desa tersebut.
Pada zaman dahulu, kawasan Desa Sukodono ini merupakan hutan belantara. Hutan seluas sekitar 1.864 Hektar itu diapit oleh wilayah Desa Srimulyo di sebelah utara, Desa Tegal Rejo di sebelah barat, Desa Tambak Asri di sebelah selatan, dan Desa Srimulyo serta wilayah perhutani di sisi timur.
Terdapat lima dusun yang masuk dalam wilayah Desa Sukodono saat ini. Mulai dari Dusun Sawur, Dusun Kampung Teh, Dusun Wonosari, Dusun Wonorejo dan Dusun Petung Sigar.
Warga Desa Sukodono meyakini dua nama, yakni Kiai Ladasan dan Imam Hadi sebagai sosok yang melakukan babat alas di hutan belantara. Keduanya berjuang membabat hutan belantara bersama keluarga, dan sanak-saudara.
Tak diketahui asal usul kedua tokoh tersebut dari mana. Yang diketahui warga setempat, keduanya merupakan tokoh yang berjasa membuat pemukiman yang kelak mereka tinggali.
Nama Sukodono sendiri muncul setelah adanya pemerintahan Kepala Desa Abdul Aziz pada tahun 1967 hingga 1973. Sebelumnya, desa ini diperintah oleh Kades Sarto (1946 – 1952), dan Suprayitno (1952 – 1967) dan masih bernama Desa Darurat.
Selanjutnya, ada enam Kades yang memimpin di Desa Sukodono. Mereka adalah Hadi Sumarto (1973 – 1976), Abdul Hadi (1976 – 1993), Slamet Mulyono (1993 – 1999), Buimin (1999 – 2013), dan Suharto (2013 – sekarang).