
Soto Ayam Pak Djari, Warung Soto Legendaris di Kota Batu (C) RADARMALANG
Soto Ayam Pak Djari merupakan salah satu warung soto legendaris di kawasan Kota Batu. Warung soto ini sudah ada sejak tahun 1970, didirikan sendiri oleh mendiang Pak Djari.
Warung soto ayam ini terletak persis di sebelah SPBU Jalan Diponegoro, Desa Sisir, Kecamatan Batu, Kota Batu. Sebelum memiliki warung tetap, Pak Djari berjualan soto keliling menggunakan gerobak. Biasanya, gerobak soto dagangannya didorong mulai dari kawasan Ngaglik, hingga sekitar GOR Ganesha Batu. Belasan tahun berjualan keliling, akhirnya almarhum memiliki lapak tetap di depan Warung Bethania di Jalan Diponegoro. Barulah pada tahun 2015, Warung Soto Ayam Pak Djari pindah ke sebelah SPBU Diponegoro.
Sejak Pak Djari sakit-sakitan hingga meninggal pada tahun 2012, warung soto ayamnya dijalankan oleh dua putri Pak Djari, Asnunik dan Astutik. Kedua wanita itu berusaha mempertahankan cita rasa soto yang sudah terkenal sejak masih dipegang bapak mereka. Untuk urusan dapur, dipegang oleh Asnunik yang memang sudah ikut berjualan soto dengan Pak Djari sejak usia Sekolah Dasar.
Warung soto ini menyediakan dua macam menu soto ayam. Ada soto ayam biasa, ada pula soto ayam istimewa, dengan tambahan rempela ati. Satu porsi soto ayam di warung ini berisi nasi, irisan daging ayam, soun, kubis, dan potongan telur rebus. Makin lengkap rasanya dengan tambahan perasan jeruk nipis, dan taburan bawang goreng. Kemudian, disiram dengan kuah kental dan kuatnya rasa rempah-rempah yang menjadi ciri khas Warung Soto Ayam Pak Djari.
Harga yang dipatok di Warung Soto Ayam Pak Djari ini cukup terjangkau. Untuk satu porsi soto ayam biasa Anda hanya perlu mengeluarkan selembar sepuluh ribuan rupiah dan selembar lima ribuan rupiah. Sementara itu, untuk soto ayam istimewa dijual dengan harga 20 ribu rupiah.
Warung Soto Ayam Pak Djari selalu ramai di jam-jam makan siang. Hingga sore hari pun pengunjung masih silih berganti duduk di deretan kursi yang disediakan untuk menyantap soto ayam legendaris tersebut. Untuk berjualan sehari, bahkan dua anak Pak Djari menghabiskan 28 ekor ayam kampung dan 20 kilogram beras.