
Jalan Panglima Sudirman, Jalur Lingkar Timur Malang di Masanya (C) JALANJALANDIKOTAMALANG
Sejak masih diduduki penjajah Belanda dulu, Kota Malang sudah punya jalur lingkar timur. Jalur itu ada di Jalan Panglima Sudirman, yang menjadi kawasan paling timur sebelum ada perluasan kota ke arah timur.
Nama jalan ini diambil dari nama Panglima Besar Sudriman, yang lahir 24 Januari 1916 dan meninggal 29 Januari 1950. Sudirman merupakan perwira tinggi Indonesia sekaligus pejuang pada masa Revolusi Nasional Indonesia.
Jalan Panglima Sudirman membentang dari utara ke selatan di wilayah Kelurahan Kesatrian, Kecamatan Blimbing, Kota Malang. Seperti namanya, sepanjang jalan ini didominasi oleh kawasan militer, baik markas, kantor, maupun perumahan dinas. Lapangan Rampal menjadi ikon kawasan tersebut.
Ujung utara Jalan Panglima Sudirman ada di bundaran Patung Jenderal Sudirman. Bundaran ini merupakan perpotongan antara Jalan Raden Tumenggung Suryo di sebelah utara, Jalan WR Soepratman di sebelah barat, dan Jalan Hamid Rusdi di sebelah timur. Anda bisa masuk ke Jalan Panglima Sudirman dari ketiga jalan tersebut atau sebaliknya.
Dari bundaran patung ke selatan, Anda akan menemui sebuah pertigaan yang berpotongan dengan Jalan DR Cipto di sebelah barat. Anda bisa masuk ke jalan ini atau pun sebaliknya dari Jalan Panglima Sudirman. Terdapat lampu merah di pertigaan ini.
Lebih ke selatan, Anda akan menemui pertigaan kecil lagi. Pertigaan ini berpotongan dengan Jalan Lapangan Brawijaya di sisi timur. Anda bisa masuk ke jalan itu atau pun sebaliknya dari Jalan Panglima Sudirman. Jalan ini biasanya menjadi jalan masuk ke wilayah perumahan militer. Ke selatan sedikit, terdapat pertigaan kecil lagi. Pertigaan ini berpotongan dengan Jalan Setiabudi di sebelah barat. Jalan ini tidak tembus ke mana pun alias merupakan jalan buntu.
Terus ke selatan, Anda akan menemui sebuah perempatan besar berlampu merah yang biasa disebut Perempatan Rampal. Di perempatan ini, Jalan Panglima Sudirman berpotongan dengan Jalan Pattimura di sebelah barat, dan Jalan Urip Sumoharjo di sebelah timur. Di perempatan ini ada larangan belok dari arah selatan ke timur, dari arah timur ke utara, dari arah barat ke selatan. Ke selatan lagi, Anda akan bertemu dengan pertigaan kecil. Pertigaan ini berpotongan dengan Jalan Narotama Barat di sebelah timur. Pertigaan ini biasa dijadikan jalan tikus ketika terjadi kemacetan di wilayah Jalan Panglima Sudirman.
Ujung selatan Jalan Panglima Sudirman ada di perempatan tepat di bawah jembatan layang kereta api (Buk Gluduk). Perempatan ini berpotongan dengan Jalan Gatot Soebroto di sebelah selatan, Jalan Embong Brantas di sebelah barat, dan Jalan Untung Suropati Selatan di sebelah timur. Waspadailah, karena perempatan ini menjadi salah satu simpul kemacetan di pagi dan sore hari.