
Desa Sumberdem merupakan salah satu desa di Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang. Sejarahnya desa ini diwarnai oleh kisah seorang penyadap aren bernama Mbah Soema Redjo.
Sebelum menjadi pemukiman, wilayah desa ini merupakan kawasan hutan belantara. Suatu hari, datanglah Mbah Soema Redjo yang berasal dari Mentaraman, Jawa Tengah. Pekerjaan sehari-harinya adalah seorang penyadap pohon Aren (enau). Pohon itu diambil legen (nira)-nya untuk dijadikan gula.
Suatu ketika, Mbah Soema Redjo berjalan dari kawasan Kresek menuju Desa Tepas dan sempat menetap untuk beberapa waktu. Suatu saat, ia berjalan ke arah timur untuk mencari tempat yang banyak terdapat pohon Aren-nya. Suatu ketika, ia menemukan wilayah yang terdapat banyak pohon Aren-nya, yakni cikal bakal Desa Sumberdem. Karena senang, ia pun memutuskan untuk mendirikan pemukiman di situ.
Kebetulan, di hutan Aren yang ditinggalinya itu terdapat tiga buah mata air yang sanggat besar dan jernih. Mbah Soema Redjo berkata bahwa suatu saat jika masannya tiba, daerah tersebut akan dinamakan Sumberdem.
Kata Sumberdem berasal dari kata ‘Sumber’ dan ‘Dem’. Sumber maksudnya mata air dan Dem memiliki dua arti yang saat ini masih menjadi perdebatan. Ada yang menyebut berasal dari kata Gedem, yang artinya besar, ada pula yang menyebut berasal dari kata Adem, yang artinya dingin. Jadi, Sumberdem bisa diartikan mata air yang besar atau mata air yang dingin.
Mbah Soema Redjo tinggal di wilayah Dusun Sumberingin (Krajan) yang ada di Desa Sumberdem. Ia tinggal bersama keluarga yang turut dibawa serta. Selain Sumberingin, ada tiga dusun lainnya, yakni Dusun Rekesan, Dusun Duren Gede, dan Dusun Sumber Gelang.