Maret 27, 2023
?>
Dongeng Saputangan Pelangi Milik Nyi Mas Madusari

Dongeng Saputangan Pelangi Milik Nyi Mas Madusari

Sri Baginda Raja Purwa mengetahui putrinya, Nyi Mas Madusari baru saja kehilangan saputangan pelangi. Raja Kerajaan Purwacaraka itu pun memerintahkan seorang prajurit penjaga Tamansari, tempat tinggal si putri untuk pergi ke Gunung Tengger. Ia diperintahkan menemui pertapa bernama Biku Gandakusuma yang dinilai tahu segalanya.

Si prajurit utusan itu pegi ke Gunung Tengger dengan berkuda. Sesampainya di sana, ia disambut dengan ramah oleh Biku Gandakusuma. Pesan dari Raja Purwa segera disampaikannya. Biku Gandakusuma pun mengheningkan cipta, melakukan ajian ngrogo sukma. Jiwanya melayang-layang dalam hening. Tak lama berselang, pencuri pun datang menghadap.

“Duhai, Sang Biku Agung. Maafkanlah hamba yang hina ini. Hamba mengaku bersalah. Hamba telah menginginkan milik sesama secara tidak adil. Hamba telah mencuri. Apalagi yang hamba curi adalah saputangan pelangi milik Nyi Mas Madusari. Semula hamba mengira, tanpa kerja hamba bisa hidup bahagia asalkan hamba memiliki saputangan pelangi. Ternyata dugaan hamba salah besar. Hamba orang serakah. Hamba bertekuk lutut dan pasrah. Hukuman apa yang akan Biku berikan terserahlah,” kata pencuri itu.

“Wahai, Tuan Prajurit. Pencurinya telah menyerah. Ia mohon ampun, bertobat dan pasrah. Kuserahkan dia pada Tuan,” kata Biku Gandakusuma.

“Sang Biku, saya berterima kasih sekali padamu. Perkenankanlah saya mohon pamit. Pencuri ini hendak saya bawa ke kerajaan untuk diserahkan kepada Sri Baginda Raja Purwa.”

“Pulanglah Tuan dengan selamat. Pesanku, jadikan pencuri itu sebagai seorang sahabat, karena dia telah bertobat.”

Prajurit utusan Kerajaan Purwacaraka itu pulang membawa tawanan seorang pencuri dengan bangganya. Sesampainya di hadapan raja, pencuri yang bertobat itu ternyata mendapat pengampunan. Si pencuri harus mengabdi dalam kerajaan untuk beberapa waktu lamanya, sebelum akhirnya ia diangkat sebagai seorang prajurit pilihan.

Bunga-bunga di Tamansari bermekaran. Sang bayu bertiup perlahan. Bau wanginya semerbak ke mana-mana. Kini Nyi Mas Madusari tak lagi cemas. Saputangan pelangi miliknya dapat ditemukan lagi. Dipandangnya bunga anggrek putih. Mekar segar wangi semerbak.

Nyi Mas Madusari mengulum senyum, menggigit bibir sambil mengibas-ngibaskan saputangan pelanginya.

Cerita ini mengajarkan kepada kita untuk selalu berhati-hati dalam hidup. Kesetiaan seorang emban dan prajurit penjaga taman layak diteladani. Mereka rela mengabdi dalam suka dan duka. Kesucian hati sang biku dapat membuat ketajaman jiwanya, sehingga bisa tahu sebelum terjadi. Baginda Raja memiliki sifat yang arif dan bijaksana dengan memaafkan seorang pencuri yang benar-benar bertobat.

Sumber: Cerita Rakyat dari Tengger – YPB Wiratmoko

?>