
Desa Sumberkerto merupakan salah satu desa di Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang. Dalam sejarahnya, tak banyak yang mengetahui jika desa tersebut erat hubungannya dengan seorang sakti bernama Kyai Wongso dan keberadaan perkebunan kopi.
Berdasarkan cerita dari para sesepuh Desa Sumberkerto, pada zaman dahulu kala, sebelum menjadi desa, wilayah tersebut masih berupa hutan belantara. Tidak diketahui siapa yang membuka hutan itu untuk pertama kalinya. Namun, hutan tersebut sudah berwujud perkebunan kopi yang dinamai Sumberkotes. Peninggalan berupa kebun kopi itu hingga sekarang masih ada di wilayah Desa Sumberkerto.
Sayang, dari waktu ke waktu, perkebunan kopi itu mengalami perkembangan yang memburuk, kabarnya karena kekurangan modal. Lama kelamaan, kemundurannya memaksa para penggarapnya pergi meninggalkan perkebunan tersebut. Tanah-tanah menganggur itu pun kembali menjadi bongkor (hutan) lagi.
Kemudian, pada tahun 1862, datanglah seorang sakti bernama Kyai Wongso. Diketahui, sang kyai datang dari wilayah Ponorogo, Jawa Timur. Ia datang ke bekas perkebunan kopi itu bersama para pengikutnya. Babat alas (bedah krawang) pun mereka lakukan. Lama kelamaan, pengikut Kyai Wongso semakin banyak. Akhirnya, atas kesepakatan bersama, terbentuklah sebuah desa, yang awalnya dinamai Desa Sumberwader.
Nama Sumberwader dipakai lantaran di wilayah desa tersebut terdapat sebuah sumber besar, yang konon dihuni oleh banyak ikan wader. Desa ini pada awalnya masih menjadi satu wilayah dengan Desa Gampingan, Kecamatan Pagak. Karenanya, desa ini hanya dipimpin oleh seorang Kamituwo. Lalu, baru pada tahun 1910, Pemerintah Hindia-Belanda melakukan pemecahan Desa Gampingan. Hasil pemecahannya itu kemudian dinamakan Desa Sumberkerto, yang dipimpin oleh Trisnopawiro sebagai Kepala Desa pertama kalinya.
Sumber: http://desa-sumberkerto.malangkab.go.id/read/detail/2499/sejarah-desa-sumberkerto.html