
Cerita Bawang Merah dan Bawang Putih Versi Malangan (C) CERITA RAKYAT MALANG
Di Malang juga ada cerita legenda Bawang Merah dan Bawang Putih. Kisah tersebut ditulis di dalam buku berjudul Cerita Rakyat Dari Malang (Jawa Timur), karya Wahyudi Siswanto dan Sisbar Noersya.
Sebelumnya, dikisahkan Bawang Putih disuruh ibu tirinya mencari pakaian dan gayung yang hanyut ke sungai. Namun, setiap orang yang ditemuinya di sepanjang sungai mengaku tidak melihatnya. Hingga pada akhirnya ia bertemu dengan seorang nenek yang sedang mencuci beras di pinggir sungai di suatu tempat yang rimbun. Dengan tertatih-tatih Bawang Putih pun mendekat.
“Apakah Nenek melihat pakaian dan gayung yang hanyut?” tanya Bawang Merah.
Nenek itu menoleh, kemudian menjawab, “Ada, Nak. Barangnya sudah saya bawa pulang. Bagaimana kalau kita ambil?”
Betapa gembira hati Bawang Putih. Ia mengangguk dan bisa tersenyum. Bawang Putih kemudian mengikuti si nenek menuju rumahnya yang tidak jauh dari sungai. Dalam perjalanan, Bawang Putih banyak bercerita tentang dirinya kepada si nenek itu.
Ternyata nenek itu adalah istri seorang raksasa yang suka makan daging manusia. Melihat si nenek pulang bersama Bawang Putih, si raksasa yang bernama Glugutbumi itu sangat gembira. Ia berpikir akan menikmati santapan lezat.
Si nenek kemudian menjelaskan kisah hidup Bawang Putih, sampai ia datang ke tempat tersebut. Mendengar kisah yang memilukan itu, raksasa berubah menjadi kasihan kepada Bawang Putih. Oleh karena itu, ketika Bawang Putih berpamitan pulang, raksasa memberikan hadiah buah labu.
“Jangan dipecah sebelum engkau sampai di rumah,” kata raksasa itu dengan suaranya yang besar dan keras. Bawang Putih mengangguk.
“Terima kasih. Saya tidak akan melupakan jasa baik Kakek dan Nenek,” kata Bawang Putih dengan nada tulus.
Setelah tiba di rumah, buah labu itu langsung dipecah di hadapan ibu dan saudara tirinya. Betapa terkejutnya mereka. Begitu buah itu dipecah, tersembullah berbagai perhiasan emas, intan, dan berlian. Perhiasan itu langsung diminta oleh ibu tirinya dan diberikan kepada si Bawang Merah.
“Dari mana kamu mencuri perhiasan itu?” tuduh ibu tirinya. Bawang Putih tidak bisa berbohong. Ia bercerita tentang asal labu itu.
Keesokan harinya, Bawang Merah disuruh ibunya untuk melakukan seperti apa yang telah dialami oleh Bawang Putih. Bawang Merah diminta menghanyutkan pakaiannya dan pura-pura mencarinya. Ia minta tolong kepada nenek tua. Benar juga, Bawang Merah juga dilayani seperti halnya Bawang Putih. Ketika berpamitan pulang, ia juga diberi buah labu.
Betapa senangnya Bawang Merah dan ibunya. Ketika buah itu dipecah, bukannya perhiasan yang ada, melainkan binatang melata, seperti ular, kalajengking dan kelabang. Binatang-binatang itu langsung menyerang Bawang Merah dan ibunya hingga tewas seketika.
Bawang Putih pun menceritakan semua perbuatan ibu tirinya dan Bawang Merah kepada sang ayah. Sang ayah yang merasa bersalah kepada Bawang Putih pun meminta maaf. Sejak itu, kehidupan Bawang Putih dan ayahnya kembali berbahagia.
Sumber: Cerita Rakyat Dari Malang (Jawa Timur) – Wahyudi Siswanto dan Sisbar Noersya