
Kereta Api Tumapel (C) WIKIPEDIA
Kereta Api Tumapel merupakan kereta api kelas ekonomi lokal yang melayani rute Malang-Surabaya PP. Kereta api yang dioperasikan oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi VIII Surabaya ini sempat mati suri selama 12 tahun.
Nama kereta api ini diambil dari nama sebuah kerajaan kecil yang menjadi bawahan Kerajaan Singosari setelah Ken Arok membunuh Tunggul Ametung. Saat ini, wilayah kerajaan itu berada di Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang. Tumapel juga menjadi nama sebuah candi yang lebih dikenal dengan nama Candi Singosari yang terletak di daerah yang sama.
Kereta api ini pertama kali beroperasi mulai 14 Januari 1971 dan melayani rute Malang-Surabaya PP. Sejak awal diluncurkan, KA ini membawa tiga kereta kelas III (CW) (plus). Meskipun hanya layanan kelas III, ada fasilitas berupa cemilan dan air minum untuk para penumpang, dan dilayani oleh pramugari. Saat itu, kereta api ini mampu menempuh perjalanan Malang-Surabaya dengan waktu 80 menit saja, hingga tiga kali sehari PP.
Sejak April 1973, lintasan perjalanan KA Tumapel sempat diperpanjang dari Stasiun Malang hingga Stasiun Blitar. Namun, khusus layanan kereta api Malang-Blitar ataupun sebaliknya diubah menjadi kereta api lokal pada tahun 1976, sehingga KA ini dapat berhenti di setiap stasiun yang dilalui.
Pada awal tahun 1980-an, PJKA memperkenalkan kereta api patas bernama yang diberi nama Tumapel Utama. KA tersebut melayani penumpang dengan rute Malang-Surabaya. Rute perjalanan KA ini kemudian diperpanjang hingga Stasiun Blitar pada tahun 1985. Namun, KA Tumapel Utama hanya melayani penumpang setianya hingga tahun 2002 saja, karena dihentikan oleh PT KAI.
Setelah mati suri selama 12 tahuh, pada 1 Juni 2014, PT KAI Daerah Operasi VIII Surabaya kembali mengoperasikan kereta api dengan nama KA Tumapel. Kereta api ini melayani penumpang yang umumnya merupakan kaum pekerja dari Malang dan Sidoarjo yang bekerja di Kota Surabaya. Menariknya, meskipun namanya Tumapel, namun kebanyakan orang menyebutnya KA Penataran (yang rutenya Surabaya hingga Blitar), lantaran kedua kereta api melayani rute yang sama.
Rangkaian KA ini ditarik oleh lokomotif jenis CC201, CC203, dan CC206, dengan rangkaian tiga kereta kelas ekonomi (K3 ML), dan satu kereta makan pembangkit (KMP3 ML), dan tiga kereta kelas ekonomi (K3 ML). Terdapat 106 tempat duduk saling berhadapan, tidak bisa direbahkan, dan disusun tiga di kanan dan dua di kiri. KA yang memiliki lebar 1.067 mm ini menempuh jarak sekitar 96 kilometer dalam waktu rata-rata tiga jam dan kecepatan 60 sampai 90 km/jam.
Kereta Api Tumapel melayani penumpang dari Stasiun Malang Kotabaru hingga Stasiun Surabaya Kota (Gubeng). KA Tumapel (448) dari Stasiun Malang Kotabaru berangkat pada pukul 04.30 WIB, dan tiba di Stasiun Surabaya Gubeng pada pukul 07.41 WIB. Sementara itu, KA Tumapel (455) dari Stasiun Surabaya Gubeng pada pukul 20.42 WIB, dan tiba di Stasiun Malang Kotabaru pada pukul 23.26 WIB.