
Malang jadi ibu kandung kopi robusta, salah satu jenis kopi terbaik di dunia. Klaim ini disampaikan oleh seorang Profesor Kopi, Prawoto Indarto baru-baru ini.
Dalam Bincang Kopi di Kedai Potrojoyo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Prawoto menyebutkan, mulanya Pulau Jawa lebih kondang dengan jenis Kopi Arabika-nya. Namun, adanya peristiwa wabah penyakit karat daun yang menyerang, banyak pohon kopi jenis arabika ini mati.
Karena wabah penyakit itu, varietas kopi arabika kemudian sempat menghilang di pasaran di Pulau Jawa. Karenanya, para pecinta kopi kemudian mencari varietas kopi pengganti.
Lantas, dipilihlah jenis kopi robusta sebagai pengganti untuk dikembangkan di Pulau Jawa. Tak disangka, kopi jenis ini menjadi naik daun di kalangan pecinta kopi kala itu.
“Tiba-tiba karena kasus karat daun tadi, terpaksa dengan tanda kutip berubah menjadi produsen Kopi Robusta,” kata Prawoto, seperti dikutip Malang Times.
“Sehingga, dinyatakan tanaman Kopi Robusta ini bisa sebagai pengganti Kopi Arabika. Jadi, Malang ini merupakan ibu kandung dari Kopi Robusta.”
Sejarah Kopi Robusta Berkembang di Malang
Prawoto Indarto juga menceritakan bagaimana perjalanan sejarah kopi robusta berkembang hingga populer di Malang. Cerita itu dimulai pada tahun 1901.
Pada tahun tersebut ada seorang Pengusaha kebun kopi yang mengembangkan jenis kopi robusta. Bibit kopi tersebut didatangkan untuk dikembangkan.
“Kemudian dikembangkan di Kediri dan Blitar. Saat ini juga masih ada kebun kopi di Malang, tepatnya di Dampit yang terus berkembang,” imbuh pria berkacamata itu.
Bincang Kopi itu turut mendatangkan arkeolog kondang di Malang, Dwi Cahyono. Pernyataannya pun memperkuat klaim dari sang Profesor Kopi, karena menurutnya Malang merupakan pusatnya kopi sejak lama.
“Kopi ada tumbuh dari wilayah namanya Noyo, yang saat ini bernama Dinoyo (Kota Malang). Kemudian berkembang ke tempat-tempat lain. Dalam sejarah, menyebutkan berkembangnya Kopi ke wilayah barat,” terang Dwi.