Maret 26, 2023
?>

Ramalan Jayabaya sudah tak asing lagi bagi teliinga masyarakat Jawa, terutama yang masih memegang adat istiadat kuno secara turun-temurun. Setidaknya ada 20 ramalan yang sempat dikeluarkan Prabu Jayabaya untuk tahun 2022.

Prabu Jayabaya memang dikenal sebagai pemimpin Kerajaan Kadiri yang dikenal gemar meramal. Ada ramalannya yang meleset, tetapi tak sedikit apa yang diucapkannya pada zaman dahulu kala benar-benar menjadi kenyataan.

Lantas, untuk tahun 2022 ini, apa saja yang pernah diutarakannya dalam ramalan Jayabaya itu? Tiga di antaranya berisi ramalan kejadian yang mengerikan, mulai dari gunung meletus, gempa bumi dahsyat, hingga kekuasaan manusia licik di tanah Jawa.

Inilah 20 Ramalan Jayabaya Tentang Tahun 2022

1. Umah ala soyo dipujo (Semakin banyak rumah maksiat yang semakin dipuja-puja).

2. Wong wadon lacur ing endi-endi (Akan ada banyak perempuan pelacur di mana-mana).

3. Akeh Laknat (Ada banyak sekali kutukan).

4. Akeh pengkhianat (Banyak pengkhianat).

5. Anak mangan bapak (Ada fenomena anak yang berani pada bapaknya).

6. Sedulur podo mangan sedulur (Ada fenomena saudara makan saudara sendiri).

7. Konco dadi musuh (Kawan menjadi lawan).

8. Guru disatru (Guru dimusuhi muridnya).

9. Tonggo lan curigo (Tetangga saling curiga).

10. Pedagang akeh sing kepelarang (Pedagang banyak yang tenggelam).

11. Wong utana akeh sing dadi (Banyak penjudi di mana-mana).

12. Akeh barang kang harom (Banyak barang haram di sekeliling kita).

13. Akeh anak kang harom (Banyak anak haram).

14. Wong wadon ngelamar wong lanang (Banyak perempuan yang justru melamar laki-laki).

15. Wong lanang ngasura derajate dewek (Laki-laki yang merendahkan derajatnya sendiri).

16. Akeh barang-barang melebuh luang (Banyak barang-barang yang terbuang).

17. Akeh uwong kaliren lan wudo (Banyak orang lapar dan telanjang).

18. Wong tuku ngelenik wong dodol (Banyak pembeli membujuk penjual).

19. Sing dodol akal okol (Yang berualan berbuat curang).

20. Wong golek pangan koyok gabuh di intri (Mencari rezeki ibarat gabuh ditampik).

?>