Maret 22, 2023
?>
Stadion Gajayana Jadul

Stadion Gajayana Jadul

Stadion Gajayana merupakan stadion kelas A yang terletak di Kota Malang. Stadion ini selain tertua di Jawa Timur, konon juga merupakan salah satu stadion tertua di Indonesia.

Menurut sebuah sumber, Stadion Gajayana dibangun pada tahun 1924, sepuluh tahun setelah Malang ditetapkan menjadi Kotapraja. Pada masa itu, Kota Malang masih di bawah pemerintahan Kolonial Hindia-Belanda.

Kala itu, Stadion Gajayana dibangun bersamaan dengan pembangunan Kolam Renang Gajayana(Swembat = Slembat). Selain membangun Stadion Gajayana, dibangun pula dua lapangan sepakbola kecil di sebelahnya. Untuk menyelesaikan bangunan utama stadion ini dibutuhkan biaya hingga hampir 100.000 Gulden. Pembangunan tersebut akhirnya selesai dua tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1926.

Pada awal pembangunannya Stadion Gajayana memiliki kapasitas hanya sekitar 5.000 hingga 10.000 orang penonton. Namun, setelah mengalami beberapa kali pemugaran dan renovasi besar-besaran, kapasitasnya menjadi sekitar 2-3 kali lipat. Saat ini Stadion Gajayana sanggup menampung hingga 30.000 orang penonton.

Saat ini, Stadion Gajayana Malang dikelola oleh Pemerintah Kota Malang. Sementara untuk pengelolaan sehari-harinya, stadion ini berda di bawah tanggung jawab salah satu unit kerja Pemkot Malang, yakni Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Stadion Gajayana.

Dalam perjalanan dari masa ke masa, stadion ini mengalami 2-3 kali pemugaran. Sedangkan, untuk perbaikan dan renovasi bisa dibilang tidak terhitung. Renovasi rumput Stadion Gajayana besar-besaran yang terjadi pada akhir tahun 2002 hingga awal tahun 2003. Kala itu, renovasi tersebut menelan dana sebesar Rp 125 juta untuk memperbaiki lapangan. Mulai dari proses pengerukan, penataan ulang lapangan, dan penanaman rumput dengan yang baru. Renovasi selanjutnya dilakukan pada tahun 2008, untuk menyempurnakan kekurangan segi teknis lapangan yang masih tampak.

Fasilitas di Stadion Gajayana Malang ini bisa dibilang lumayan lengkap. Mulai dari tribun dengan kapasitas 30 ribu orang, dengan rincian 1.500 tribun VVIP, 6.000 tribun VIP, 1.500 tribun utama, dan sisanya tribun ekonomi. Stadion ini dilengkapi dengan empat buah tiang lampu penerangan 800-an lux yang dibangun pada April 1996-1997 dengan menghabiskan dana hingga Rp 2 Miliyar. Untuk pasokan listriknya sendirimengandalkan genset yang berada di sisi luar stadion sebelah barat daya stadion. Terdapat tiga pintu masuk di tribun VVIP, empat di tribun VIP, dua di tribun utama dan tujuh di tribun ekonomi. Terdapat satu pintu besar yang difungsikan khusus untuk keluar-masuk kendaraan berat, seperti bus. Terdapat pula mushola di tribun VVIP, dan ruangan yang dapat dipakai sebagai mushola di tribun ekonomi sisi timur. Terdapat beberapa ruangan di tribun sisi timur dan barat stadion yang dipakai sebagai kantor KONI, dan lain-lain. Stadion ini juga memiliki lapangan parkir yang cukup memadai di sisi luar sebelah timur dan barat dengan sistem parkir ticketing. Kapasitas area parkir ini mencapai 100 unit kendaraan roda empat dan 1.000 kendaraan roda dua.

Berada dalam satu area dengan pusat perbelanjaan Mall Olympic Garden (MOG), lokasi Stadion Gajayana terbilang strategis. Setidaknya ada tujuh jalur angkutan kota (angkot) yang melintas di sekitar jalan dekat stadion, seperti jalur GL, LG, AL, ADL, LDG, MM, dan AT. Akses dari dan ke Stadion Gajayana juga gampang. Letaknya hanya 1 km dari Stasiun Kereta Api Malang Kotabaru, 7 km dari Terminal Arjosari, 10 km dari Terminal Landungsari, dan sekitar 14 km dari Bandara Abdulrachman Saleh Malang.

Stadion ini pernah menjadi kandang Arema hingga tahun 2003, sebelum pindah markas ke Stadion Kanjuruhan semusim kemudian. Stadion Gajayana juga sempat menjadi saksi Arema mengangkat trofi Juara Galatama pada musim 1992-1993. Di Liga Champions Asia 2007, Arema juga memakai stadion ini sebagai homebase di babak penyisihan grup. Selain Arema, saudara tuanya, Persema Malang juga memakai stadion ini untuk menggelar partai kandang.

Stadion Gajayana pernah merekam rekor jumlah penonton full 30 ribu orang dalam laga Arema vs Persekabpas Kabupaten Pasuruan di Copa Indonesia 2007-2008 dan laga derby Malang antara Persema Malang vs Arema di kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2009-2010. Sementara untuk rekor laga internasional, rekor penonton terbanyak mencapai 25 ribu orang dalam laga Arema vs Kawasaki Frontale (Jepang) di Liga Champions Asia 2007.

?>