
Pohon Bambu Tinggi dan Sejarah Desa Jeru (Panjer)
Sejarah Desa Jeru (atau dulunya disebut Panjer), Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, tak lepas dari keberadaan serumpun pohon bambu. Pohon bambu yang sengaja ditanam itu tumbuh tinggi menjulang, sehingga bisa terlihat dari luar desa.
Dari cerita sesepuh Desa Jeru, pohon bambu tinggi itu ditanam oleh seseorang bernama Mbah Muharram. Ia dikenal sebagai sosok yang melakukan babat alas di desa tersebut. Pohon bambu tinggi menjulang itu sengaja ditanamnya sebagai penanda baginya ketika bepergian keluar desa.
Saking tingginya, pohon bambu yang ditanamnya itu terlihat dari kawasan luar desanya. Tentu saja, hal ini dapat memudahkan Mbah Muharram untuk melihat ke arah mana ia harus pulang. Ia tinggal mengikuti arah di mana pohon bambu tinggi menjulang itu berada untuk pulang ke desanya.
Suatu ketika, Mbah Muharram melakukan musyawarah bersama para sahabatnya. Dari hasil pertemuan itu, mereka memutuskan nama untuk kampung yang mereka diami. Mereka mengambil nama dari cerita mengenai keberadaan pohon bambu tinggi yang ditanam Mbah Muharram. Akhirnya tempat tinggal mereka dinamai Desa Panjer.
Namun, beberapa tahun kemudian, ketika Mbah Muharram sudah tiada, datanglah para warga pendatang baru. Mereka kemudian juga melakukan musyawarah dengan beberapa tokoh masyarakat dan menyatakan nama Desa Panjer dirasa kurang pas. Mereka kembali bermusyawarah, dan memutuskan nama desa diganti menjadi Desa Jeru.
Pergantian nama desa itu rupanya tak disetujui oleh beberapa keturunan dari Mbah Muharram. Mereka pun menggelar musyawarah iagi. Keputusannya, nama Desa Panjer tetap dipakai, meskipun secara administratif yang terdaftar di pemerintahan Kecamatan Turen, Kabupaten Malang hingga kini desa mereka bernama Desa Jeru. Sementara nama Desa Panjer tetap dipakai oleh beberapa orang.
Sumber: http://thefmilyips2.blogspot.com/2016/09/asal-usul-desa-panjer-kecturen.html